Selasa, 24 November 2015

Ringksan bahan konduktor, Contoh pengunaan bahan isolator Kaca, Proses pembuatan porselen



1.Ringksan bahan konduktor
Bahan  konduktor merupakan penghantar listrik yang baik . Bahan ini mempunyai daya hantar listrik ( Electrical Conductivity ) yang besar dan tahanan listrik ( Electrical resistance )  yang kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan fungsi kabel , kumparan/ lilitan yang ada pada alat listrik yang anda jumpai . Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik , bahan penghantar yang sering di jumpai adalah tembaga dan alumunium.
Misalnya : tembaga, besi, emas, dll
dari bahan - bahan yang paling bagus untuk mengalirkan arus listrik adalah EMAS.
karena pada bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, yang paling banyak elektron bebasnya adalah emas.

2.Contoh pengunaan bahan isolator Kaca
Ketika hujan turun dan udara sangat dingin, kalian dibuatkan segelas susu panas. Apa yang kalian rasakan saat memegang gelas itu? Ya, gelas itu terasa panas. Mengapa demikian? Apakah kaca juga termasuk logam yang dapat menghantarkan panas? Kaca memang dapat menghantarkan panas. Namun, kaca bukanlah logam. Kemampuan kaca dalam menghantarkan panas berbeda dengan logam. Logam lebih baik dalam menghantarkan panas jika dibandingkan kaca. Pernahkah kalian menjumpai gelas yang pecah ketika diisi air yang baru saja mendidih? Tidak semua kaca tahan terhadap suhu yang tinggi. Bila dikenai suhu yang terlalu tinggi kaca dapat pecah. Namun, ada juga kaca yang tahan pada suhu tinggi. Kaca demikian digunakan dalam pembuatan tutup teflon.

3.Proses pembuatan porselen
Ada tiga cara produksi pembuatan porselen, yaitu :
1.Proses basah yang digunakan untuk membuat isolator butiran halus berglasir tebal untuk peralatan listrik tegangan tinggi.
2.Proses kering digunakan untuk pembuatan alat-alat listrik tegangan rendah yang mempunyai tekstur terbuka secara cepat.
3.Proses cetak digunakan untuk membuat barang-barang yang terlalu besar atau terlalu rumit untuk kedua cara yang lain.
Ketiga proses ini didasarkan atas bahan baku yang sama. Perbedaan pembuatannya adalah dalam cara pengeringan dan pembentukan.
Proses basa:
Bahan baku dengan perbandingan dan sifat-sifat sesuai dengan yang diperlukan untuk menghasilkan porselen dengan kualitas yang dikehendaki, ditimbang dari hooper yang terletak diatas kekereta timbang .
Feldspar, lempung dan filn dicampur dengan air dalam lumer ( pencampur lempung air ) dan dilewatkan melalui separator magnetic, diayak dan disimpan air dibuang dalam filter pres semua udara yang didalam campuran dikeluarkan didalam penggiling cook, dibantu dengan vakum dan pisau pengiris.
Cara ini menghasilkan porselen yang lebih padat , lebih seragam dan kuat .
Lempung yang sudah disiapkan di bentuk menjadi blanko. Didalam pres hidraulik, atau dengan pengempaan pasan dalam pencetak pencetak sesuai keperluan .
Belangko tersebut mengalami pengeringan pendahuluan , dirapikan dan kemudian di keringkan sampai kering benar. Dibawah kondisi yang dikendalikan dengan baik.
Untuk mendapatkan permukaan yang cemerlang, dilakukan penglasiran dengan mengunakan bahan-bahan tertentu .
‑­
PROSES PEMBUATAN PORSELEN

Ada tiga cara/bentuk memproduksi poselen, yaitu :
(1) Wet-Process Porcelain, digunakan untuk memproduksi poselain dalam bentuk butiran halus, alat penyekat atau bahan isolasi untuk tegangan tinggi; (2) Dry-Process Porcelain, dilakukan untuk memproduksi dengan cepat dengan bentuk yang beragam dan pembuatan bahan isolasi untuk tegangan rendah; dan (3) Cast Porcelain, merupakan proses yang penting untuk pembuatan potongan porselen yang terlalu sulit/ruwet atau besar dari dua metoda tersebut di atas. Tiga proses ini didasarkan pada bahan baku yang sama,sedangkan perbedaan di dalam memproduksi sebagian besar terdapat pada langkah pengeringan dan pembentukan.
Flowchart dari Wet-Process Porcelain ditunjukkan pada Gambar LC.1. Flowchart tersebut dapat dijelaskan dalam sebagai berikut:
Bahan baku (Feldspar, Tanah liat, dan batu api\geretan) dengan ukuran dan porsi yang sesuai dan dengan sifat-sifatnya untuk melengkapi mutu porselin yang diinginkan, dimasukkan ke dalam corong tuang (hopper) kemudian dilewatkan ke weight car. Feldspar, Tanah liat, dan batu api\geretan dimasukkan ke dalam blunger dan bercampur dengan air di dalam blunger (clay-water mixer) dan kemudian melewati suatu separator-magnit, disaring, dan kemuidan disimpan di dalam Storage Cistern. Kebanyakan dari air dipindahkan (dan dicuci) di dalam saringan tekan (Filter Press). Semua udara dari filter diambil atau disedot dengan bantuan vakum dan Slicing knives ke dalam Plug Mill. Dengan proses ini porselen yang diperoleh akan lebih padat, lebih menyatu, dan lebih kuat. Kemudian porselen yang telah disiapkan dibentuk di dalam cetakan yang kosong pada hidrolik tekanan (Hydroulic Press) atau pada sebuah cetakan yang sesuai dengan menggunakan panas. Cetakan tersebut pada awalnya dikeringkan, dihias, dan akhirnya dikeringkan dengan sempurna, semua proses tersebut harus di bawah dikendalikan atau dilakukan pada kondisi yang hati-hati.
Pada permukaan atas porselen yang berkilau diamankan dengan pemolesan dengan bahan-bahan terpilih.
Proses vitrifikasi pada badan dan lapisan kaca dilaksanakan pada tempat pengeringan (Tunnel Kiln), dengan benar-benar mengendalikan temperatur dan pergerakan. Porselen dilindungi dengan menempatkannya dalam saggers mencoba satu di atas sekali lain. Keadaan ini merupakan suatu one-fire process, dimana badan dari lapisan kaca dibakar secara simultan. Potongan porselen ini kemudian diperiksa dan kemudian diuji secara elektris.

0 komentar: