1.Ringksan bahan konduktor
Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang
baik . Bahan ini mempunyai daya hantar listrik ( Electrical Conductivity ) yang
besar dan tahanan listrik ( Electrical resistance ) yang kecil. Bahan penghantar listrik
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan fungsi kabel , kumparan/
lilitan yang ada pada alat listrik yang anda jumpai . Juga pada saluran
transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik , bahan penghantar yang sering di jumpai
adalah tembaga dan alumunium.
Misalnya : tembaga, besi, emas, dll
dari bahan - bahan yang paling bagus untuk mengalirkan arus listrik adalah EMAS.
karena pada bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, yang paling banyak elektron bebasnya adalah emas.
dari bahan - bahan yang paling bagus untuk mengalirkan arus listrik adalah EMAS.
karena pada bahan konduktor mempunyai banyak sekali elektron bebas, yang paling banyak elektron bebasnya adalah emas.
2.Contoh
pengunaan bahan isolator Kaca
Ketika hujan turun dan udara sangat
dingin, kalian dibuatkan segelas susu panas. Apa yang kalian rasakan saat
memegang gelas itu? Ya, gelas itu terasa panas. Mengapa demikian? Apakah kaca
juga termasuk logam yang dapat menghantarkan panas? Kaca memang dapat
menghantarkan panas. Namun, kaca bukanlah logam. Kemampuan kaca dalam
menghantarkan panas berbeda dengan logam. Logam lebih baik dalam menghantarkan
panas jika dibandingkan kaca. Pernahkah kalian menjumpai gelas yang pecah
ketika diisi air yang baru saja mendidih? Tidak semua kaca tahan terhadap suhu
yang tinggi. Bila dikenai suhu yang terlalu tinggi kaca dapat pecah. Namun, ada
juga kaca yang tahan pada suhu tinggi. Kaca demikian digunakan dalam pembuatan
tutup teflon.
3.Proses pembuatan porselen
Ada tiga cara
produksi pembuatan porselen, yaitu :
1.Proses basah
yang digunakan untuk membuat isolator butiran halus berglasir tebal untuk
peralatan listrik tegangan tinggi.
2.Proses
kering digunakan untuk pembuatan alat-alat listrik tegangan rendah yang
mempunyai tekstur terbuka secara cepat.
3.Proses cetak
digunakan untuk membuat barang-barang yang terlalu besar atau terlalu rumit
untuk kedua cara yang lain.
Ketiga proses
ini didasarkan atas bahan baku yang sama. Perbedaan pembuatannya adalah dalam
cara pengeringan dan pembentukan.
Proses basa:
Bahan baku
dengan perbandingan dan sifat-sifat sesuai dengan yang diperlukan untuk
menghasilkan porselen dengan kualitas yang dikehendaki, ditimbang dari hooper
yang terletak diatas kekereta timbang .
Feldspar,
lempung dan filn dicampur dengan air dalam lumer ( pencampur lempung air ) dan
dilewatkan melalui separator magnetic, diayak dan disimpan air dibuang dalam
filter pres semua udara yang didalam campuran dikeluarkan didalam penggiling
cook, dibantu dengan vakum dan pisau pengiris.
Cara ini
menghasilkan porselen yang lebih padat , lebih seragam dan kuat .
Lempung yang
sudah disiapkan di bentuk menjadi blanko. Didalam pres hidraulik, atau dengan
pengempaan pasan dalam pencetak pencetak sesuai keperluan .
Belangko
tersebut mengalami pengeringan pendahuluan , dirapikan dan kemudian di
keringkan sampai kering benar. Dibawah kondisi yang dikendalikan dengan baik.
Untuk
mendapatkan permukaan yang cemerlang, dilakukan penglasiran dengan mengunakan
bahan-bahan tertentu .
‑
PROSES
PEMBUATAN PORSELEN
Ada tiga cara/bentuk
memproduksi poselen, yaitu :
(1) Wet-Process Porcelain, digunakan untuk memproduksi poselain dalam
bentuk butiran halus, alat penyekat atau bahan isolasi untuk tegangan tinggi;
(2) Dry-Process Porcelain, dilakukan untuk memproduksi dengan cepat dengan
bentuk yang beragam dan pembuatan bahan isolasi untuk tegangan rendah; dan (3)
Cast Porcelain, merupakan proses yang penting untuk pembuatan potongan porselen
yang terlalu sulit/ruwet atau besar dari dua metoda tersebut di atas. Tiga
proses ini didasarkan pada bahan baku yang sama,sedangkan perbedaan di dalam
memproduksi sebagian besar terdapat pada langkah pengeringan dan pembentukan.
Flowchart dari Wet-Process Porcelain ditunjukkan pada Gambar LC.1.
Flowchart tersebut dapat dijelaskan dalam sebagai berikut:
Bahan baku (Feldspar, Tanah liat, dan batu api\geretan) dengan ukuran dan
porsi yang sesuai dan dengan sifat-sifatnya untuk melengkapi mutu porselin yang
diinginkan, dimasukkan ke dalam corong tuang (hopper) kemudian dilewatkan ke
weight car. Feldspar, Tanah liat, dan batu api\geretan dimasukkan ke dalam
blunger dan bercampur dengan air di dalam blunger (clay-water mixer) dan
kemudian melewati suatu separator-magnit, disaring, dan kemuidan disimpan di
dalam Storage Cistern. Kebanyakan dari air dipindahkan (dan dicuci) di dalam
saringan tekan (Filter Press). Semua udara dari filter diambil atau disedot
dengan bantuan vakum dan Slicing knives ke dalam Plug Mill. Dengan proses ini
porselen yang diperoleh akan lebih padat, lebih menyatu, dan lebih kuat.
Kemudian porselen yang telah disiapkan dibentuk di dalam cetakan yang kosong
pada hidrolik tekanan (Hydroulic Press) atau pada sebuah cetakan yang sesuai
dengan menggunakan panas. Cetakan tersebut pada awalnya dikeringkan, dihias,
dan akhirnya dikeringkan dengan sempurna, semua proses tersebut harus di bawah
dikendalikan atau dilakukan pada kondisi yang hati-hati.
Pada permukaan atas porselen yang berkilau diamankan dengan pemolesan
dengan bahan-bahan terpilih.
Proses vitrifikasi pada badan dan lapisan kaca dilaksanakan pada tempat
pengeringan (Tunnel Kiln), dengan benar-benar mengendalikan temperatur dan
pergerakan. Porselen dilindungi dengan menempatkannya dalam saggers mencoba
satu di atas sekali lain. Keadaan ini merupakan suatu one-fire process, dimana
badan dari lapisan kaca dibakar secara simultan. Potongan porselen ini kemudian
diperiksa dan kemudian diuji secara elektris.
0 komentar:
Posting Komentar